![]() |
Kawasan Wisata Batusori - Kota Baubau |
METAIDE—Kota Baubau yang merupakan jantung Pulau Buton di Sulawesi Tenggara sejak dulu dikenal karena keindahan alamnya, juga terwariskan peradaban budaya dan sejarah Kesultanan Buton masa silam yang memukau.
Sayangnya, potensi itu belum terkelola dengan baik. Alih-alih mendunia dengan keberadaan Benteng Keraton Buton yang dikenal ‘terluas di dunia’, malah belum mampu menasbihkan Baubau sebagai kota wisata. Penyebabnya sederhana, tata kelolanya belum mapan.
“Ini kritik bagi kami,” kata Idrus Taufiq Saidi – Kadis Pariwisata Kota Baubau kepada Metaide Sabtu (31/1) di kawasan Batusori, satu destinasi wisata yang dimiliki Kota Baubau yang diformat berkategori kelas bintang.
Batusori letaknya di Selat Buton, berdampingan dengan jalur pelayaran Baubau-Raha-Kendari, memiliki pulau kecil laiknya Tanah Lot Bali. Di pulau kecil cantik ini, terbangun panggung ala teatrikal dan destinasi fotografi yang mampu merekam segala keindahan alam sekitar tanpa batas.
![]() | |
|
Pulau kecil ini dihubungkan ke daratan Pulau Buton dengan jembatan berkelok-kelok untuk dinikmati wisatawan dengan berswafoto pada latar tebing hijau dan jernih air laut yang bersih nan membiru. Anda bisa menyaksikan jenis ikan pelagis dan cumi-cumi yang sesekali memancarkan warna keperakan dari dasar laut. Darah pemancing pasti berdesir jika berada di sini, apalagi di malam hari.
Batusori memang di format ‘hidup 24 jam’, sebab destinasi ini dilengkapi fasilitas villa yang disediakan warga lokal, plaza kuliner, mushalla, dermaga wisata, plaza pengunjung/taman mutiara, yang berdiri di atas tiang pancang beton yang dipadu bangunan kayu alami khas Buton, dengan penerangan listrik yang memadai.
“saya merasa seperti berada di Bandar Jakarta saat malam hari. Ini destinasi yang bertaraf mancanegara,” puji A. Kadir Sangaji – pelancong asal Ternate yang saat ini bertugas di Kejaksaan Baubau.
Memang, menikmati Batusori tak lagi serepot berwisata pada umumnya. Ia didesain memanjakan pengunjungnya “desainnya, tak perlu membawa makanan sebab di sini ada plaza kuliner, higienis dan bergizi. Keamanan dan kenyamanan hal utama,” imbuh Idrus Taufiq, sang Kadis.
Serap DAK di atas Rp. 10 Milyar.
Batusori, bukan kawasan wisata biasa, ia memang menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah untuk mendongkrak kesejahteraan masyarakat sekitar, plus Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Baubau di tahun mendatang. Itu sebab, anggaran pembangunan infrastrukturnya dalam 3 tahun anggaran sejak tahun 2022, 2023 dan 2024 telah mencapai lebih dari Rp 10 Milyar melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pariwisata RI.
![]() |
H. Idrus Taufi Saidi, S.Kom, M.Si - Kepala Dinas Pariwisata Kota Baubau |
Pada tahun 2022 mengalokasikan pembangunan akses jalan Batusori, pengadaan speed dan katinting wisata, pembangunan Dive Center hingga ruang Tourist Information Center (TIC). Di tahun 2023 anggaran diperuntukkan untuk pembangunan Plaza Pengunjung (Taman Mutiara), Musholla dan Tolilet Publik. Sementara tahun 2024 diarahkan untuk pembangunan dermaga wisata dan Plaza Kuliner.
Keterangan Idrus Taufiq menyebutkan perhatian pemerintah pusat ke Batusori tak sekadar menyasar industri kepariwisataan tetapi memiliki multiplier effect atau dampak yang terjadi ketika peningkatan pengeluaran menghasilkan perubahan PDB yang lebih besar dari jumlah yang dibelanjakan.
“Batusori itu pelecut, juga paridigma baru pariwisata kota Baubau,” kata Idrus Taufik.
Alasannya bahwa kawasan ini berada dalam tata ruang kawasan segitiga emas di utara Kota Baubau, yang sekawasan dengan rencana pembangunan jembatan Tona, penghubung Pulau Buton dan Pulau Muna; sekawasan pula dengan Industri Mutiara Palabusa yang merupakan produsen mutiara terbaik di Indonesia yang terbangun sejak zaman penjajahan Jepang. Bahkan di kawasan perariran sekitarnya, para diving pernah menemukan bangkai-bangkai kapal sisa perang dunia ke-II. Batusori tak sekadar berkelas, ia juga menyejarah.
Mencari Mitra
Batusori di mata Pj. Wali Kota Baubau Dr. Rasman Manafi adalah momentum mengubah paradigma pengelolaan kepariwisataan kota ini. Saatnya bermitra dengan pihak profesional pengelola industri kepariwisataan nasional. Ia berusaha memaksimalkan jejaring nasionalnya.
“sekarang kita menyiapkan profilnya, undang konten kreator profesional, dan kita prestasikan dihadapan Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (Gahawistri). Kita serahkan ke sana, siapa mitra nasional yang terlibat dengan pelibatan warga lokal.
![]() |
Dr. H. Muh. Rasman Manafi, SP., M.Si - Pj. Wali Kota Baubau |
Gabungan Pengusaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (Gahawistri) adalah organisasi yang bergerak dalam pengembangan wisata bahari di Indonesia. Gahawistri didirikan di Bali pada 4 September 1992, sejak lama mengelola kegiatan wisata bahari di Indonesia, antara lain: Snorkeling, Diving, Memancing, Boat tour, Surfing, di beberapa lokasi wisata di Indonesia, antara lain: Gili Trawangan, Kepulauan Derawan, Wakatobi, Kepulauan Natuna, Labuan Bajo, Bunaken, Raja Ampat.
Rasman juga mencoba menularkan potensi itu di jejaringnya pada level global, seperti yang pernah diikutinya pada pertemuan tingkat tinggi di Prancis (Nice Summit 2024), sebuah pertemuan para wali kota tingkat dunia yang peduli pada kondisi alam dan lingkungan di bawah naungan UNESCO. (zah)
0 Komentar