Mengenal SAJ Airbus A320-200, Pesawat yang Diloby Pemda ‘Kepton’


METAIDE---Percobaan pandaratan Super jet (SAJ) Airbus A320-200 yang berlangsung mulus di Bandara Betoambari Baubau dan sebelumnya di Bandara Matahora -Wakatobi medio Desember 2024, menjadi sejarah baru bagi dunia penerbangan di kawasan Kepulauan Buton. Iya, karena ini pertama kalinya pesawat berukuran besar mendarat ke daerah ini.

Kehadirannya juga membawa angin segar pelayanan jasa penerbangan, yang membuat beberapa pemerintahan kabupaten/kota di kawasan Kepulauan Buton kepincut menyubsidinya agar beroperasi di Betoambari dan Matahora, apalagi fasilitas kedua Bandara ini telah berbilang laik didarati pesawat ukuran jumbo.

Lalu bagaimana SAJ Airbus A320-200?

Airbus A320 adalah pesawat penumpang komersial jarak dekat sampai menengah yang diproduksi oleh Airbus. A320 merupakan pesawat penumpang pertama dengan sebuah sistem kendali fly-by-wire digital, di mana pilot mengendalikan penerbangan melalui penggunaan sinyal elektronik dan bukan secara mekanik dengan hendel dan sistem hidraulis. 

Kelompok pesawat A320 (yang termasuk A318, A319, A320, dan A321, serta pesawat jet bisnis ACJ) adalah satu-satunya kelompok pesawat berbadan sempit (narrow-body) yang diproduksi Airbus.

A320 adalah evolusi dari studi JET (bahasa Inggris: Joint European Transport/Transporter Terpadu Eropa) yang dimulai Juni 1977 dan berbasis di situs milik BAe (sebelumnya Hawker Siddeley) di Weybridge, Surrey, U.K.

Tim Hawker Siddeley sebelumnya memproduksi sebuah rancangan yang disebut HS.134 "Airbus" tahun 1965, sebuah evolusi dari HS.121 (sebelumnya DH.121) Trident,[7] yang telah berbagi banyak rancangan terakhir studi JET3. Nama "Airbus" pada saat itu hanya sebagai nama yang diberikan untuk kepentingan BEA, daripada program internasional berikutnya.

Bersama dengan BAe (yang pada saat itu bukan merupakan bagian dari Airbus) adalah MBB, Fokker-VFW dan Aérospatiale. Rancangan dari studi JET yang dikembangkan adalah JET2 (163 penumpang), yang kemudian menjadi Airbus seri S.A1/2/3, sebelum memberikan nama A320 pada saat peluncurannya tahun 1984.

Di Indonesia, sebagaimana dikutip dari berbagai sumber resmi, Super Air Jet (SAJ) adalah salah satu maskapai penerbangan domestik di Indonesia milik PT Kabin Kita Top yang berdiri pada Maret 2021 ketika Indonesia dan dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19. 

Maskapai berbiaya rendah (Low Cost Carrier atau LCC) ini mengklaim menyasar para pelanggan generasi milenial di Indonesia.

Super Air Jet resmi diluncurkan pada Maret 2021. Maskapai ini didirikan atas dasar optimisme bahwa peluang pasar, khususnya kebutuhan penerbangan domestik, masih ada dan terbuka luas.

Maskapai ini memperoleh Sertifikat Operator Penerbangan dari Kementerian Perhubungan RI pada 30 Juni 2021 dan pada tahun yang sama meluncurkan 11 tujuan di Indonesia.


Ritual sambut Airbus A320-200 di bandara Betoambari


Super Air Jet dibiayai oleh pendiri Lion Air Group, Rusdi Kirana. Selain itu, maskapai ini dipimpin oleh Ari Azhari yang pernah menjabat sebagai General Manager of Services Lion Air Group. 

Meskipun hubungan dekat maskapai dengan Lion Air Group, saluran resminya telah menolak klaim hubungan formal apa pun dengan Lion Air dan anak perusahaannya.

Maskapai ini mengadopsi model low cost carrier yang fokus pada perjalanan titik ke titik untuk mengangkut penumpang antar pulau di Indonesia, dengan berfokus pada milenial sebagai target pasar. Maskapai ini akan meluncurkan layanannya dengan enam rute perdana dari Jakarta ke Batam, Medan, Padang, Palembang, Pekanbaru, dan Pontianak.

Super Air Jet meluncurkan penerbangan dengan tiga Airbus A320-200 bekas yang sebelumnya terbang untuk IndiGo Airlines dan Tigerair Australia.

Maskapai ini secara resmi mulai beroperasi pada 6 Agustus 2021 dengan penerbangan dari Jakarta ke Medan dan Batam, menyusul penundaan selama sebulan karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.

Sejak 20 November 2024, maskapai ini terbang ke 29 tujuan berikut dari pangkalannya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta di Cengkareng

Pada tanggal 21 Maret 2023, Super Air Jet Penerbangan IU737 (dengan registrasi PK-SAW) mengalami gangguan pada sistem pengatur tekanan udara. Akibatnya, pesawat harus dipaksa untuk terbang di ketinggian 10.200 kaki. Pesawat sebenarnya telah diarahkan untuk mendarat di Surabaya, namun pilot tetap melanjutkan penerbangan hingga mendarat di Jakarta dengan selamat

Tahapan awal maskapai Super Air Jet armada yang akan dioperasikan adalah armada enerasi terbaru yaitu Airbus A320-200 yang berkapasitas 180 kursi kelas ekonomi. (zah)

Posting Komentar

0 Komentar