Lalu bagaimana jika memilih organisasi sebagai jalan pengabdian? Itu yang ditempuh H. Asrun Lio, pria kelahiran Buton, 25 Mei 1968 silam - yang memilih organisasi Gerakan Pramuka sebagai pintu masuk melebarkan jalan pengabdian itu. Ia begitu tertarik dengan organisasi berlabel nasionalisme itu.
“jiwa-jiwa patriotik itu tersemai dengan baik di Gerakan Pramuka, keluhuran adab dan pekerti ditanamkan di sana tanpa harus kehilangan dinamika. Maka ketika muncul diskursus kepemimpinan organisasi seiring periode pengabdian sebelumnya telah berakhir. Ada ketertarikan itu mengabdi di Pramuka,” kenang Asrun kepada Metaide beberapa waktu lalu.
Bak gayung bersambut, awal Maret 2023 saat mewakili Gubernur Sulawesi Tenggara membuka pelaksanaan Lomba Tingkat (LT)-4 Kwartir Daerah Sulawesi Tenggara beberapa pentolan organisasi mewacanakannya sebagai kandidat utama Ketua Kwartir Daerah – jabatan tertinggi kepramukaan level provinsi.
“Tidak masalah, itu baik. tapi dinamika pemilihan kepemimpinannya sebaiknya zero politik. Saya selalu ingin kemufakatan, apalagi ini organisasi kepramukaan terkenal sebagai pembangun karakter, ujarnya.
Bagi penggiat Pramuka, sosok H. Asrun Lio tentu memantik banyak harapan, tetapi figur dan tokoh Sultra lainnya tak bisa dinafikkan. Tersebut beberapa nama, diantaranya mantan Gubernur Sultra – H. Nur Alam, mantan Wakil Gubernur Sultra- H. Lukman Abunawas, mantan Bupati Kolaka- H. Ahmad Sjafei, dan beberapa aktivis kepramukaan.
Disepakati dalam Musyawarah Daerah
20 Juli 2024, nama H. Asrun Lio dalam Musyawarah Daerah (Musda) ke-XI teraklamasi oleh 136 peserta sebagai Ketua Kwarda Sulawesi Tenggara masa bakti tahun 2025-2030. Situasi zero politik hadir berselang kegembiraan dan kebersamaan, dan ia akan mengawal harapan menjemput Generasi Emas 2045.
“Kita harap gerakan pramuka ke depan semakin baik dan bisa dipercaya oleh masyarakat di kepemimpinan Kak Asrun. Memang kepramukaan ini dilihat sederhana, bahkan mungkin terkadang orang tidak menganggap gerakan pramuka ini kerjanya tepuk tangan dan penyanyi. Padahal bertepuk tangan dan menyanyi itu adalah salah satu cara mengaktifkan otak kanan kita. Kalau otak kanan tidak aktif, maka kita tidak menjadi manusia yang kreatif,” ucap Jainuddin Ladansa, pelatih nasional yang dimiliki Kwarda Sultra.
H. Asrun Lio memang tertantang mewujudkan pembinaan dan pengembangan kepramukaan di Sultra yang kreatif, inovatif, berahlak dan bermanfaat bagi bangsa dan negara di 5 tahun pengabdiannya.
Tidak sekedar itu, harapan banyak orang menginginkan kepemimpinannya sebagai ‘jiwa baru’ organisasi itu. Terbayang Kwarda menjadi pusat pengelolaan kegiatan yang kreatif, menyenangkan, dan ruang kerja yang aktif dan representatif, serta dukungan penganggaran memadai untuk pembinaan dan pengembangan.
Karena itu H. Asrun mengajak banyak orang terlibat di dalamnya, dari pelatih, pembina, politisi, birokrat, dan sejumlah tokoh untuk menjadi Andalan Daerah – sebutan bagi para pengurus kwartir. Baginya jejaring teramat penting untuk membesarkan organisasi merah putih itu.
Sebagai sosok yang berlatar pendidikan humaiora, ia memahami langkah yang sejatinya ditempuh. Dari pengelolaan simpul program dan kegiatan, hingga tafsir-tafisr masa depan generasi muda di masa datang. “kita memulai dengan penentuan arah kebijakan kita, rencana strategisnya, indikator kinerja utamanya, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan,” tandasnya.
Semua diungkap dalam Rapat Paripurna Andalan di 30 Desember 2024 momentum akhir tahun sebagai lecutan program di tahun 2025, juga sebagai harmonisasi dengan kebijakan pembangunan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, tempat di mana ia berkiprah sebagai ‘Jenderal ASN’. Harmonisasi itu tentu bersesuaian dengan Keputusan Kwarnas nomor 03 tahun 2024, tentang Petunjuk Penyelenggaraan Organisasi dan Tata Kerja Gerakan Pramuka.
Mimpi-mimpi H. Asrun Lio terhadap kepramukaan di Sulawesi Tenggara begitu membuncah. Ia menyimpan banyak harapan untuk ia wujudkan. Karenanya menyemai ‘jiwa baru’ bagi para Andalan untuk kompak dalam banyak keragaman berpikir. “Setidaknya Kwarda Sultra bisa jadi rule model baru pengembagan kepramukaan di Indonesia,” begitu harapnya. (**)
0 Komentar